Pahami Mental Health Lewat Drakor, Ini 4 Penyakit Mental Dalam Drama Daily Dose of Sunshine!

Poster resmi Daily Dose of Sunshine (instagram.com/netflixkr)

Bagi Anda yang bukan pecinta drama Korea, apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Drakor”?

Kisah romansa? Fantasi? Hanya tontonan untuk perempuan?

Sebenarnya persepsi seperti itu tidak dapat disalahkan juga, karena drama Korea memang terkenal dengan kisah-kisah romansanya yang selalu hadir di tiap genre apa pun. Selain itu, para penggemar drakor memang kebanyakan dari kaum hawa.

Namun, tahukah Anda?

Kualitas dan detail dalam tiap scene di drama Korea ternyata bisa menjadi wadah pembelajaran yang menyenangkan juga bagi penonton setianya. Kalau tidak, mana mungkin banyak orang yang terobsesi dengan drakor. Bahkan ada yang menjadikan drakor sebagai wadah healing bagi pecintanya.

Mungkin, beberapa dari Anda yang sedang membaca artikel ini sedang berpikir dalam hati,

“Ah, bisa belajar apa sih dari drakor?”

“Halah, belajar cinta-cintaan mungkin maksudnya!”

Atau…

“Memangnya ada ya drakor yang lebih banyak kasih ilmu daripada butterfly effect?”

Padahal, bukan hanya sekedar mengangkat kisah-kisah romansa, beberapa drama Korea juga mengangkat isu-isu yang tengah terjadi di kehidupan saat ini. Contohnya, isu krisisnya kesehatan mental yang sedang marak terjadi di negara tersebut.

Dibalik gemerlapnya Korea Selatan, mirisnya kasus bunuh diri di negara ginseng tersebut juga cukup tinggi. Budaya cancel culture yang keras diduga sebagai faktor utama menurunnya kesehatan mental warga Korea Selatan ketika menghadapi sebuah masalah. 

Selaras dengan hal itu, OECD ( Organization for Economic Co-Operation and Development) juga menyatakan Korea Selatan adalah negara dengan tingkat bunuh diri paling tinggi di antara negara-negara maju lainnya.


Suicide rates (OECD.com)


Dilansir dari CNBC Indonesia, Kementrian Kesehatan dan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) memberikan laporan bahwa tercatat sebanyak 39.454 warga korea yang melakukan bunuh diri sepanjang tahun 2020-2022.

Iya, sebanyak itu!

Sayangnya, 39.454 itu bukanlah hanya angka, melainkan nyawa yang sudah melayang dengan sia-sia akibat terlambatnya korban dan orang sekitar menyadari pentingnya menjaga dan merawat kesehatan mental.

Mengingat angka bunuh diri yang tinggi, sesungguhnya drama Korea dengan tema mental health sudah tidak lazim lagi. Ada beberapa drama Korea seperti It’s Okay That’s Love, Be Melodramatic, My Mister, It’s Okay Not to be Okay dan masih banyak lagi drakor terkenal yang mengangkat isu mental health.

Lalu, kenapa Daily Dose of Sunshine menjadi rekomendasi drakor terbaik untuk mengenal mental health?

Faktanya, drama yang sudah tayang sejak tahun 2023 ini memberikan sensasi berbeda untuk para penontonnya. Narasi dan efek visual dalam drama ini membuat penonton ikut merasakan apa yang sesungguhnya terjadi pada pasien dengan gangguan kejiwaan.

Hanya terdiri dari 12 episode, Daily Dose of Sunshine menceritakan tentang rangkuman kisah para pasien dan tenaga medis poli kejiwaan di sebuah rumah sakit bernama RS Universitas Myungshin.

Drama yang dibintangi oleh Park Bo-young ini banyak memberikan pesan untuk menyadarkan kita bahwa, gangguan kejiwaan bisa menyerang siapa saja. Bahkan jika ia seorang tenaga medis poli kejiwaan sekalipun.

Walaupun gangguan mental bisa disebabkan oleh banyak faktor, namun dalam drama ini lebih banyak berfokus pada mental health dalam dunia kerja. Tekanan-tekanan yang didapatkan seseorang ketika bekerja biasanya dianggap sepele dan bukan masalah besar.

Oleh karena itu, drama ini cocok untuk menyadarkan kita tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan mental ketika bekerja.

Berikut rangkuman 4 penyakit mental akibat tekanan di dunia kerja dalam drama Daily Dose of Sunshine!

1.       Serangan Panik (Panic Attack)

Penyakit ini bisa datang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Pengidap gangguan ini biasanya hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri dengan dalih tidak tahan terhadap tekanan yang sedang dihadapinya. Secara harfiah, gangguan panik adalah perasaan cemas berlebih yang biasanya ditandai dengan keringat dingin, sakit kepala, jantung berdebar kencang hingga kesulitan bernapas oleh penderitanya.

Emosi utama dari penyakit ini adalah perasaan takut seperti akan segera mati. Namun setelah gangguan ini berhenti, penderita tidak bisa menceritakan perasaannya karena secara fisik tubuhnya baik-baik saja setelah itu. Kebanyakan penderita lebih takut sebelum gejala itu datang daripada ketika gejala itu benar-benar datang. Karena tidak bisa mengatasi rasa takut itu sendiri, penderita biasanya akan merasa gelisah sepanjang hari.

Penyakit ini diimpretasikan melalui kisah Song Yu-chan yang menjadi second lead male dari drama Daily Dose of Sunshine. Song Yu-chan yang awalnya bekerja di sebuah perusahaan perbankan, mulai merasakan tekanan dari banyaknya pekerjaan yang dilimpahkan pada dirinya. Ketika gejala serangan panik ini menyerang, dia merasa seolah-olah seperti ada air yang keluar dari sepatunya, bahkan sampai terasa seperti menenggelamkannya.

Cuplikan Song Yu-chan mengalami panick attack
dalam Daily Dose of Sunshine (instagram.com/netflixkr)

2.       Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)

Berbeda dengan serangan panik yang bisa datang tiba-tiba tanpa adanya pemicu, gangguan kecemasan biasanya terjadi ketika penderita cemas berlebihan saat tahu akan menghadapi sesuatu yang ditakutinya. Oleh sebab itu, penderita gangguan ini biasanya akan menghindari apa yang menjadi sumber kecemasannya. Contohnya, takut berbicara di hadapan umum, fobia ketinggian , fobia ruang sempit dan lain-lain.

Gejala yang ditunjukkan juga hampir sama dengan serangan panik, namun penderita gangguan kecemasan awalnya akan mengalami insomnia, merasakan nyeri otot, dan lebih sensitif terhadap apapun yang membahayakan dirinya.

Pada drama Daily Dose of Sunshine , penyakit ini dijelaskan melalui kisah seorang pasien bernama Kim Sung-sik. Kim Sung-sik awalnya adalah seorang karyawan kantoran biasa, sampai pada akhirnya ia bertemu dengan atasan baru yang tidak menyukainya. Ketika berada di kantor, segala tindakan yang dilakukannya pasti dianggap salah dan selalu mendapatkan perlakuan gaslighting oleh atasannya. Hingga pada akhirnya, ia merasa rendah diri dan percaya bahwa dirinya memang tidak punya kemampuan.

Perasaan rendah diri dan tidak berguna membuat dirinya takut melakukan sesuatu. Ia selalu merasa diawasi oleh semua orang, bahkan oleh orang yang tidak dikenalnya. Dalam drama Daily dose of Sunshine, perasaan cemas Kim Sung-sik diibaratkan seperti orang yang sedang terkurung di dalam kandang transparan.

 

Cuplikan Kim Sung-sik mengalami anxiety disorder
dalam Daily Dose of Sunshine(instagram.com/netflixkr)

3.       Pseudodementia

Penyakit ini mirip dengan dementia atau yang sering kita kenal dengan pikun. Namun, jika diperiksa secara menyeluruh, tidak ada kerusakan pada otak penderitanya. Oleh sebab itu, pseudodementia disebut juga dengan dementia palsu.

Penyakit ini dikenalkan melalui kisah seorang ibu pekerja yang sedang mengalami depresi. Sang Ibu memendam rasa bersalahnya karena sibuk bekerja dan tidak mempunyai banyak waktu untuk anaknya. Ketika anaknya menjadi korban bully di sekolah, ia menyalahkan dirinya atas kemalangan-kemalangan yang diderita anaknya. Rasa bersalah yang besar ini membuat dirinya sering lupa dan merasa sekelilingnya tiba-tiba menghilang dari hadapannya.

Cuplikan seorang ibu mengalami pseudodementia
dalam Daily Dose of Sunshine (instagram.com/netflixkr)

4.       PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

Memerankan jadi seorang perawat di poli kejiwaan, Jung Da-eun (Park Bo-young) dikenal sebagai perawat yang sangat perhatian pada pasiennya. Namun siapa sangka akibat perhatian dan rasa tulusnya yang besar pada pasien, membuat ia tidak lepas dari gangguan kesehatan mental.

Gangguan mentalnya dipicu karena seorang pasien yang ia rawat melakukan bunuh diri setelah pasien tersebut dinyatakan sembuh. Sebelum pasien itu melakukan bunuh diri, pasien itu sempat menelfonnya dan mengajak bertemu, namun saat itu kondisi tidak memungkinkannya untuk bisa bertemu.

Hingga akhirnya, rasa bersalah yang menyelimuti dirinya membuat ia sangat depresi dan didiagnosa terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)

Singkatnya, PTSD adalah gangguan mental yang terjadi pada seseorang setelah ia mengalami kejadian traumatis. Dalam drama Daily Dose of Sunshine, PTSD difokuskan terjadi pada para penyintas kehilangan bunuh diri seperti keluarga, kerabat dll. Namun, sebenarnya penyakit ini bisa terjadi pada para korban bencana alam, korban kekerasan seksual, korban perang dan korban-korban yang mengalami hal traumatis lainnya.

Cuplikan Jung Da-eun mengalami PTSD
dalam Daily Dose of Sunshine (instagram.com/netflixkr)


Setelah mengetahui gejala-gejala dari jenis-jenis gangguan mental melalui artikel di atas, apakah Anda langsung menyadari pernah mengalaminya? Atau menyadari orang sekitar yang sedang mengalami hal-hal tersebut?

Jika iya, segeralah meminta pertolongan pada tenaga ahli dan orang terdekat Anda.

“Kita semua adalah manusia yang ada di garis batas antara normal dan tidak normal.”

Mengutip salah satu quotes yang ada dalam drama Daily Dose of Sunshine di atas, drama ini mengajarkan kita bahwa selemah itu lah hati manusia. Mempunyai gangguan mental bukanlah perbuatan kriminal, sehingga hal tersebut bukanlah hal yang harus disembunyikan.

Kepekaan terhadap hal ini nyatanya dapat menolong diri sendiri atau orang lain untuk segera kembali bangkit dari batas psikologisnya.

“Semua penyakit berasal dari kehilangan. Kehilangan hal yang paling berharga, kehilangan diri sendiri, atau kehilangan momen bahagia. Disaat seperti itu, kita hanya bisa mengandalkan hal klise yang sering dibicarakan oleh orang tua, yaitu harapan.” Jung Da-eun dalam dalam Daily Dose of Sunshine.

Jadi, jika harapan itu bahkan hanya ada dalam sebuah artikel yang Anda baca, atau mungkin ada dalam drama yang Anda tonton, segera temukan harapan itu.

Bangkitkanlah harapan itu.



Referensi :

https://data.oecd.org/healthstat/suicide-rates.htm

www.netflix.com

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20231228102946-33-500852/ahli-ungkap-alasan-angka-bunuh-diri-korea-tertinggi-di-dunia


Comments